Kamis, 23 Februari 2012

Samar ter(Rasa)

Menatap
Entah apa yang ditatap
Melihat
Entah apa yang dilihat
Semu
Samar
Berbayang tak pasti
Teraba tak jelas
Mendekat yang telah jauh
Sulit tergapai
Membencimu tak bisa dilakukan
Menyayangmu tak mungkin lagi terulang
Mencitamu tak bisa lagi terbalas
Melupakanmu
Itu yang terjadi
Sulit
Sangat sulit
Harus
Namun harus

Membuang tentangmu
Tak bisa
Tak bisa
Tak bisa
Tak bisa ku lakukan
Selalu ku coba
Bahagia selamanya
Tanpa
Dirimu
Kenanganmu

Rabu, 22 Februari 2012

Lagi dan Lagi

Tak pantas memang
Menginginkan apa yang telah pergi
Mengejar apa yang telah sirna
Ingin menyambut yang baru
Namun sulit terasa
Seakan perlahan menjauh semua
Dan akhirnya menghilang
Dalam gelapku sendiri
Berucap dalam hati
Tak tau pasti akan semua ini
Brakk
Braakkk
Lagi
dan
Lagi
Hancur sudah
Melihatnya dengan dia
Seakan tak percaya apa yang ku ketahui

Menunggu
Tak bisa ku menunggu
Lagi
dan
Lagi
Kau telah pergi
Hanya bayang
Dalam angan
Entah apa yang harus.....
Aaaaarrgghhh
Musnah saja
Enyahlah
Muak aku
Kesabaran telah habis seiring waktu
Kini ku coba sendiri
Lagi
dan
Lagi

Senin, 20 Februari 2012

Hujan dan Dirinya

Hujan, mengingatkan aku akan sebuah kenangan kecil nan indah. Perjalanan pendek ke suatu tempat di daerah pegunungan. Tak pernah mengira cuaca cerah meriah berubah menjadi kelam, tertutupnya awan oleh butiran-butiran air yang telah menumpuk di langit. Setengah perjalanan telah kami lewati, sampai akhirnya tetes demi tetes air turun dari langit yang mengharuskan kami menunda perjalanan untuk beberapa saat. Dalam sebuah gubug terbuka yang kecil kami menunggu, dengan beberapa orang lain yang bernasib sama seperti kami "kehujanan". Percikan air menyebar ke segala arah, meski tak membasahi badan, namun cukup mengotori kaki dan membuat tubuh sedikit menggigil karena desiran angin yang menyertai hujan.
Tak ada banyak kata yang terucap, hanya sesekali bertemu pandang *tak sengaja dan senyum. Malu, senang, lucu, aneh, hanya itu yang terucap dalam hatiku menggambarkan suasana saat itu.

Masih gerimis, namun beberapa orang di antara kami memutuskan untuk bergegas melanjutkan perjalanan.
Tak bagi kami karena gerimis yang masih lumayan deras, dia menyarankan untuk menunggu beberapa waktu lagi sampai benar-benar gerimis kecil. Meski sedikit kecewa tapi kekecewaan itu terjawab karena tak lama hujan kembali turun lagi. Dan sekarang hanya ada aku dan dia di sini. Kata malu tumbuh semakin banyak di pikiranku, berharap secepatnya ada orang yang senasib datang ke gubug itu.
Alhamdulillah lega rasanya saat datang lagi beberapa *tak banyak memang dan berteduh bersama.
Hampir 30 menit bahkan mungkin lebih kami menunggu di situ, sampai akhirnya kami memutuskan melanjutkan perjalanan yang tertunda karena hujan.

Bau tanah basah dan hawa segar air di pohon-pohon langsung menyeruak di dalam hidung. Hijau cerah ceria langsung menyejukkan mata memandang.
Nyaman, itulah kata yang langsung berseluncur di otakku. Tetes air sisa-sisa hujan tadi menemani kelanjutan perjalananku sekarang. Udara dingin langsung menembus ke tubuh. Ssssssttttttssssssssshhhh.... nyam-nyam :)

Kini perjalanan itu hanya menjadi sebuah cerita, sebuah kenangan dalam hidupku. 
Tak tau kapan semua akan terulang lagi
Mungkin bisa or nggak
Entahlaahhh,,,,,
But, thank's for him

Amor

Ketika cinta bicara
Dua hati saling mengucap
Bersyairkan indah
Dalam bingkai kasih dan sayang

Meski dirundung duka
Mereka tetap bersama
Dalam ikatan cinta abadi

Sulit mendapatkan semua
Tak ada hati menerima
Tak ada hati yang berkata

Hanya harap yang tercoba
Hanya mimpi yang meraba
Menggapai itu cinta
Menggenggam itu sayang
Untuk dua dalam satu

Kamis, 16 Februari 2012

Janji_Q

Tak cukup satu ku berjanji
Tak cukup dua ku ingkari
Hingga berpalingmu dari sisi
Tak pernah berhentiku
Mengenang dirimu yang tlah jauh